Salah satu pilar utama untuk dapat menjadi seorang
pemimpin adalah dengan adanya kesesuaian antara kata-kata atau perintah yang di
keluarkan dan tindakan yang telah di lakukan. Terlebih lagi saat ini di sebut
sebagai zaman demokrasi dimana setiap orang berhak mengemukaan
pendapat-pendapatnya, perlu disadari juga untuk para pemimpin hal itu telah
membuat karyawan atau anggota suatu organisasi untuk melihat pola kepemimpinan
yang anda lakukan dan apabila hal itu belum anda sadari maka jangan heran bila
suatu saat anda menemukan karyawan atau anggota yang anda pimpin menggerutu
pada kepemimpinan yang di jalankan.
Dalam semua teori-teori kepemimpinan, suatu proses
kepemimpinan seakan mudah karena sudah di konsep dengan pola asal muasal proses
dan kemungkinan yang akan di akibatkannya. Untuk itu kita sebagai calon
pemimpin tidak bisa mengesampingkan adanya gejala kenyataan atas realita yang
terjadi. Contoh sebuah penyuluhan pada masyarakat suatu desa mengenai sebuah
rencana pembangunan air bersih, pada desa tersebut akan berjalan lancar,
apabila di sampaikan dengan tata bahsa masyarakat desa bukan dengan bahasa
teoritis dan untuk itu kita tidak bisa menekan-kanya. Tapi hal ini perlu juga
di tindak lanjuti dengan kesesuaian rencana, proses dan hasil yang akan di
terima oleh masyarakat.
Oleh karena itu jiga anda sebagai calon pemimpin
hendakanya menjaga kata-kata anda seperti halnya anda meberikan perintah pada
bawahan anda untuk memulai kerja pada intansi yang anda pimpin untuk masuk
kerja pada jam 08.00 wib maka anda juga harus berusaha untuk masuk kerja pada
pukul 07.30 wib atau lebih pagi dari pada bawahan anda dan jika anda tidak
seperti itu maka bersiaplah kehilangan rasa hormat dari bawahan anda.karena
mereka juga melihat bagaimana pola kerja atau kepemimpinan pribadi anda.